Dulu seringkali aku bertanya-tanya, untuk apa aku hidup didunia ini, dan apakah tujuan dari hidup ini. Banyak orang menjawab satu jawaban yang sama persis jawabannya pada setiap orang yang kutanya, tapi itu tidak membuat hatiku puas dan menerima begitu saja.
Sampai aku menginjak bangku kuliah pun masih bingung dengan jawaban tentang hidup ini. Hingga pada liburan semester kuliah menjelang akhir tahun aku sering bermenung, banyak sekali yang kupikirkan. Mulai dari nilai yang hancur-hancuran sampai memikirkan bagaimana hidupku selanjutnya. Bisa dibayangkan, dari 8 mata kuliah 4 mata kuliahku bernilai E. Sungguh pedih sekali mendengarnya, begitu bodohnya diriku ini. Ditambah lagi aku sedang merasakan yang namanya jatuh cinta, perasaan sayang dan suka terhadap seorang wanita dengan tulus. Setiap malam ku bermenung selalu wajahnya yang terbayang. Hal ini membuatku semakin frustasi. Dan aku hanya bisa berdoa kepada Allah swt. Bahwa jodoh itu adalah kuasa-Nya dan kuberharap hanya yang terbaik untuk diriku dan dirinya. Hehehe.
Selama liburan aku mempunyai kebiasaan yang sebenarnya kurang baik, tapi karena inilah aku bisa berubah menjadi lebih baik. Yaitu bermenung ditengah dinginnya malam. Bhhrrrrrr. Setiap menjelang tengah malam, aku sering berbaring di atap rumah yang lumayan cukup tinggi, ya bisalah untuk menikmati pemandangan malam. Ku menatap kelangit lepas yang berhias beribu bintang. Sungguh indah sekali ternyata memandangi langit malam diatas atap, walaupun dinginnya atap rumah juga luar biasa.
Dengan pikiran kosong kutatap langit yang indah tersebut, sungguh semua beban pikiranku menjadi hilang, fresh, oh terima kasih ya Allah. Tapi selalu katanya kepada diriku, untuk apa aku hidup di dunia ini? Apa dan kemana tujuan ku hidupku ini? Lalu mengapa ku harus dilahirkan ke dunia ini? Selalu kutanya-tanya pada diriku.
Beberapa hari berlalu, masih juga aku belum menemukan jawaban yang memuaskan. Hingga pada siang hari, ku browsing internet, tanpa sengaja ku membaca kutipan-kutipan terkenal. Dan disana ada sebuah tulisan yang berbunyi “Kesuksesan adalah suatu pilihan, bukan suatu kebetulan”. Wow kata kata ini sungguh menakjubkan. Dan kalau dipikir memang benar itulah adanya.
Hingga malam kembali datang, ku bermenung lagi diatas atap yang dingin. Ku tatap lagi langit penuh bintang dengan pikiran kosong. Ku bertanya lagi tentang hidup ini, dan kuteringat kutipan terkenal tadi. “Pilihan, bukan kebetulan”, dan kuberpikir-berpikir dan berpikir tentang hidup ini, ternyata “hidup ini adalah pilihan” bukan kebetulan. Pilihan yang begitu banyak untuk kita pilih, dan itu kita sendiri yang menentukannya. Apakah kita memilih untuk menjadi orang yang bodoh, pintar, sukses , gagah, mapan, melarat, biasa, orang yang berani, penakut dan berbagai macam banyaknya.
Dan sekarang kusadar atas semuanya, selama ini aku belum menjadi orang apa-apa. Selama ini ku menjalani hidup tak tahu arah dan tak tahu jalan. Contohnya saja kuliah ku tadi, nilai yang didapatkan mengecewakan dan sangat mengecewakan. Itu karena aku belum menjadi diriku yang sebenarnya. Tapi sekarang, aku telah menentukan pilihan. Bahwa aku memilih menjadi orang yang sukses, pintar, mapan, berani dan sebagainya. Aku tidak ingin menjadi orang yang bodoh, biasa, melarat, penakut, tak tahu apa-apa dan sebagainya. Satu hal yang penting untuk mencapai pilihan tersebut, tentulah kita sebagai manusia berusaha-berusaha dan berdoa kepada Allah swt, karena Allah swt lah yang Maha menentukan atas segala sesuatu. Dan akhirnya aku juga menentukan tujuan hidupku, yaitu menjadi manusia seutuhnya, manusia yang tahu dengan dirinya, tahu dengan penciptanya, dan tahu dengan hidupnya.
Mulai dari detik ini, dengan menyebut nama Allah, aku akan mengubah diriku menjadi yang lebih baik, lebih baik dan lebih baik. Ingat kita adalah manusia, manusia terkenal dengan kepintarannya dibanding 3 makhluk lainnya. Dan pada dasarnya semua manusia itu memang pintar dan sama, tidak ada bedanya. Maka janganlah menjadi manusia yang bodoh dan sombong, jadilah manusia yang pintar dan rendah hati. Dan jangan lupa kepada Allah swt. Thanks#hw